Pengalaman Mendaftar S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB)
Assalamualaikum teman-teman, kali ini saya akan membagi pengalaman saya saat mendaftarkan diri ke pascasarjana ITB. Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan universitas yang diakui karena lulusannya yang berkualitas serta fasilitas yang mendukung. Tahun ini saya memutuskan untuk melanjutkan studi di pascasarjana ITB. ITB tiap tahunnya membuka pendaftaran dengan 3 gelombang. Sekedar saran, teman-teman harus mempersiapkan diri jauh sebelum melakukan pedaftaran karena terdapat beberapa Tes yang menjadi syarat diterima di ITB seperti tes kemampuan bahasa inggris, TPA dan tes substansi serta teman-teman juga di minta untuk menuliskan Proposal studi dan Rencana studi. Untuk biaya pendaftaran di ITB sebesar Rp.600.000 (Belum termasuk biaya tes TPA dan Kemampuan bahasa inggris). Kali ini saya akan membahas satu persatu syarat yang di minta untuk pendaftaran Pascasarjana ITB.
1. Tes Kemampuan Bahasa Inggris
Syarat kemampuan bahasa inggris dapat di penuhi dengan mengikuti Tes TOEFL ITP atau tes kemampuan bahasa inggris yang diadakan oleh pihak ITB yang tentu saja memiliki skor tertentu sebagai syarat. Untuk yang menggunakan sertifikat TOEFL ITP dibutuhkan score sebesar 475 namun teman-teman bisa langsung melihat di website pendaftaran karena mungkin saja ada perubahan tiap periode penerimaan. Saran saya teman-teman harus mengecek jadwal tes TOEFL ITP dan mendaftarkan diri secepatnya karena kuota sangat cepat terisi penuh atau mengikuti tes ELPT yang di adakan di Pusat Bahasa ITB dengan syarat score minimal 75. Terkadang kita bisa saja tidak mendapatkan score yang di tentukan sehingga mau tidak mau harus mengikuti tes ulang, jadi teman-teman bisa tes berkali-kali sampai mendapatkan score yang diinginkan namun setiap kali tes tentunya membutuhkan biaya pendaftaran. Biaya tes TOEFL ITP sebesar Rp. 500.000,- sedangkan untuk Tes ELPT yang di adakan oleh pihak ITB sebesar Rp. 125.000,-. Biaya tes TOEFL ITP lebih mahal karena sertifikatnya dapat teman-teman gunakan dimana saja seperti jika teman-teman ingin mendaftarkan diri untuk beasiswa sertifikat ini dapat digunakan sedangkan sertifikat ELPT yang dikeluarkan oleh ITB hanya dapat digunakan di ITB. Untuk contoh sertifikat kemampuan bahasa inggris seperti gambar yang di bawah ini
Atau sertifikat seperti ini :
Untuk tes ELPT diadakan di Pusat Bahasa ITB. Jadi sebelum hari H teman-teman harus datang ke Pusat Bahasa ITB dengan membawa bukti pembayaran dan 1 lembar foto berwarna yang akan ditempel dan di stempel di kartu peserta teman-teman.
2. Tes Potensial Akademin (TPA)
Untuk tes TPA dibutuhkan skor minimal 475. Tes diadakan oleh pihak ITB yang bekerja sama dengan BAPPENAS dengan biaya sebesar Rp.400.000,-. Untuk mengikuti tes ini, teman-teman bisa mempelajar dari buku-buku TPA BAPPENAS. Saran saya teman-teman harus selalu melihat jadwal tes dan jadwal keluarnya hasil tes, sehingga teman-teman dapat menyesuaikan dengan jadwal penutupan pendaftaran. Biasanya hasil tes akan keluar 1 minggu setelah tes berlangsung jadi ketika mendapatkan hasil yang sesuai dengan persyaratan makan teman-teman bisa langsung meng-upload di akun pendaftaran teman-teman dan untuk yang belum beruntung bisa mengikuti tes selanjutnya. Hal inilah yang saya katakan sebelumnya bahwa teman-teman harus memperhatikan jadwal tes dan penutupan pendaftaran agar bisa melengkapi berkas yang diminta tepat waktu.
Tes berlangsung di ITB, ada baiknya teman-teman datang sebelum hari H untuk melihat lokasi tes dan ruangan yang digunakan. Nama teman-teman akan di tempel di depan ruangan tes. Peserta diwajibkan datang jam 7.00 di lokasi tes. Tes akan berlangsung dengan pengawasan dari pihak ITB dan tim BAPPENAS.
Cerita sedikit pada saat saya tes, saya dan teman saya berangkat dari kos sekitar 6.30 karena kebetulan jarak kosan ke ITB cukup dekat. Setelah sampai udah ada panitia yang menggunakan baju seragam membantu saya untuk mencari ruangan saya. Karena sebelumnya saya sudah datang untuk melihat ruangan tes jadi saya tidak kesusahan lagi untuk menemukan ruangan. Ketika masuk ke ruangan, sekitar 3/5 dari kursi yang ada telah terisi. Salah satu panitia menuntun saya menuju kursi saya yang telah ditempeli nomor peserta saya. kemudian saya mulai menenangkan diri dan menyiapkan segala keperluan, seperti pensil, penghapus dan rautan (sekedar saran teman-teman ada baiknya membawa lebih dari satu pensil). Ketika waktu tes mulai dekat seorang panitia datang dengan membawa koper yang berisi soal. Semua masih tersegel baik soal maupun lembar jawaban. Setelah soal dibagikan sayapun menjawab soal dengan teliti. Soal terdiri dari beberapa sesi. Teman-teman tidak dapat membuka sesi yang belum waktunya untuk dikerjakan. Jadi panitia menyiapkan timer untuk mengerjakan soal. Ketika waktu soal sesi pertama habis maka seluruh peserta tes harus beralih ke sesi berikutnya (sistemnya hampir sama seperti tes TOEFL). Terdapa 3 sub Tes, yang pertama tentang Bahasa (berisi sinonim, antonim, uraian dll), sub tes kedua mengenai matematika dasar (berisi deret huruf, deret angka, peluang dll), dan sub terakhir adalah analisis gambar. Sewaktu saya tes, saya kesusahan dengan sub tes kedua yaitu matematika dasar karena soal-soal yang saya pelajari lebih sederhana dibandingkan soal yang muncul dan terdapat beberapa soal yang membutuhkan pemahaman matematika yang lebih dalam seperti soal deret berpangkat.
Tes berlangsung di ITB, ada baiknya teman-teman datang sebelum hari H untuk melihat lokasi tes dan ruangan yang digunakan. Nama teman-teman akan di tempel di depan ruangan tes. Peserta diwajibkan datang jam 7.00 di lokasi tes. Tes akan berlangsung dengan pengawasan dari pihak ITB dan tim BAPPENAS.
Cerita sedikit pada saat saya tes, saya dan teman saya berangkat dari kos sekitar 6.30 karena kebetulan jarak kosan ke ITB cukup dekat. Setelah sampai udah ada panitia yang menggunakan baju seragam membantu saya untuk mencari ruangan saya. Karena sebelumnya saya sudah datang untuk melihat ruangan tes jadi saya tidak kesusahan lagi untuk menemukan ruangan. Ketika masuk ke ruangan, sekitar 3/5 dari kursi yang ada telah terisi. Salah satu panitia menuntun saya menuju kursi saya yang telah ditempeli nomor peserta saya. kemudian saya mulai menenangkan diri dan menyiapkan segala keperluan, seperti pensil, penghapus dan rautan (sekedar saran teman-teman ada baiknya membawa lebih dari satu pensil). Ketika waktu tes mulai dekat seorang panitia datang dengan membawa koper yang berisi soal. Semua masih tersegel baik soal maupun lembar jawaban. Setelah soal dibagikan sayapun menjawab soal dengan teliti. Soal terdiri dari beberapa sesi. Teman-teman tidak dapat membuka sesi yang belum waktunya untuk dikerjakan. Jadi panitia menyiapkan timer untuk mengerjakan soal. Ketika waktu soal sesi pertama habis maka seluruh peserta tes harus beralih ke sesi berikutnya (sistemnya hampir sama seperti tes TOEFL). Terdapa 3 sub Tes, yang pertama tentang Bahasa (berisi sinonim, antonim, uraian dll), sub tes kedua mengenai matematika dasar (berisi deret huruf, deret angka, peluang dll), dan sub terakhir adalah analisis gambar. Sewaktu saya tes, saya kesusahan dengan sub tes kedua yaitu matematika dasar karena soal-soal yang saya pelajari lebih sederhana dibandingkan soal yang muncul dan terdapat beberapa soal yang membutuhkan pemahaman matematika yang lebih dalam seperti soal deret berpangkat.
3. Tes Substansi/Bidang
Tes substansi atau tes bidang merupakan tes yang diselenggarakan oleh pihak prodi tujuan teman-teman. Untuk materi yang akan diujikan akan di beritahu di website ITB sehingga teman-teman bisa mempersiapkan diri berdasarkan materi yang telah diberi tahu. Bentuk tes tiap prodi berbeda-beda, untuk prodi saya Pengajaran Fisika, kami di berikan link yang berisi soal dan diberikan batas waktu tertentu untuk menjawab soal sehingga teman-teman tidak boleh terlambat untuk mengupload jawaban karena soal akan hilang ketika waktu habis. Namun ada juga dari prodi lain yang soalnya dikirim lewat email sehingga kita tidak perlu takut jika soalnya akan hilang. Untuk kejelasan mengenai tes substansi teman-teman lebih baik menanyakan ke prodi tujuan.
Untuk tes pengajaran fisika bersifat online dan soalnya sama dengan soal untuk fisika murni (entah terjadi kesalahan di periode saya atau bagaimana, waktu itu soal yang muncul tidak sesuai dengan materi yang diupload di website, malahan semua soal yang muncul adalah materi soal untuk fisika murni yang seharusnya beda dengan jurusan pengajaran fisika). Terdapat 2 jenis tes, tes pertama pilihan ganda yang berisi 10 nomor. Sesi kedua soal esay yang terdiri dari 6 sub bidang dan peserta diwajibkan minimal menjawab 4 sub bidang. Setiap sub bidang memiliki soal dengan jumlah butir yang beragam. Waktu itu saya hanya bisa menjawab 3 sub bidang yaitu Elektromagnetik, Fisika Termal dan Mekanika klasik itupun tidak semua butir soal dapat saya selesaikan. Saya mengerjakan semampu saya berdasarkan apa yang telah saya dapatkan di bangku S1.
Alhamdulillah saya dapat diterima di Pascasarjana ITB periode ganjil 2019/2020. Semoga dari pengalaman dan sara-saran di atas bisa membantu teman-teman. Terima kasih atas kunjungannya😊
Untuk tes pengajaran fisika bersifat online dan soalnya sama dengan soal untuk fisika murni (entah terjadi kesalahan di periode saya atau bagaimana, waktu itu soal yang muncul tidak sesuai dengan materi yang diupload di website, malahan semua soal yang muncul adalah materi soal untuk fisika murni yang seharusnya beda dengan jurusan pengajaran fisika). Terdapat 2 jenis tes, tes pertama pilihan ganda yang berisi 10 nomor. Sesi kedua soal esay yang terdiri dari 6 sub bidang dan peserta diwajibkan minimal menjawab 4 sub bidang. Setiap sub bidang memiliki soal dengan jumlah butir yang beragam. Waktu itu saya hanya bisa menjawab 3 sub bidang yaitu Elektromagnetik, Fisika Termal dan Mekanika klasik itupun tidak semua butir soal dapat saya selesaikan. Saya mengerjakan semampu saya berdasarkan apa yang telah saya dapatkan di bangku S1.
Alhamdulillah saya dapat diterima di Pascasarjana ITB periode ganjil 2019/2020. Semoga dari pengalaman dan sara-saran di atas bisa membantu teman-teman. Terima kasih atas kunjungannya😊
Komentar
Posting Komentar